RAHASIA MENJADI PASIEN PINTAR
Ilustrasi: pixabay |
Anak-anak Anda sering sakit? Atau Anda sendiri yang kerap
disambangi penyakit? Mau enggak mau, Anda jadi harus berhubungan dengan petugas
kesehatan, ya?
Lain dulu lain sekarang. Kalau dulu, sangat jarang dijumpai
ada dokter yang mau diajak berdiskusi panjang lebar, sekarang ini sudah semakin
banyak dokter yang kooperatif dan senang berdiskusi dengan pasiennya. Terutama dokter
spesialis anak. Kondisi ini tentu saja sangat menguntungkan ya?
Sebagai orangtua, tentunya Anda sangat menginginkan kesehatan
untuk anak-anak. Kalau anak sampai sakit dan membutuhkan pertolongan dokter, Anda
harus memastikan agar jangan sampai terjadi kesalahan medis. Terkadang,
kesalahan medis sering terjadi justru karena kelalaian Anda sendiri. Misalnya,
sering berpindah-pindah dokter anak, sehingga catatan medis jadi tidak lengkap.
Kalau Anda termasuk yang kerap berpindah-pindah dokter, ada
baiknya untuk aktif mencermati perkembangan kesehatan anak dan melaporkannya
secara detail kepada dokter pada saat ada yang tidak beres dengan kesehatan
anak.
Demi kesehatan anak, sudah semestinya Anda belajar menjadi
pasien yang pintar, yaitu dengan:
1.
Memastikan
bahwa dokter yang menangani si anak mengetahui riwayat kesehatan anak Anda dan
obat-obat jenis apa saja yang pernah dikonsumsinya. Hal ini penting untuk
catatan medis anak, supaya bisa mendapatkan penanganan kesehatan yang benar.
2.
Jangan
pernah lupa untuk memberitahukan kepada dokter apabila anak memiliki alergi
atau pernah mengalami reaksi yang tidak biasa terhadap obat-obatan tertentu.
3.
Waktu
dokter menuliskan resep, tanyakan dengan jelas nama obat yang diresepkannya
berikut kegunaan dan pemakaiannya dengan tepat. Sekarang ini, sudah tidak
jamannya lagi seorang dokter menutup-nutupi jenis obat yang diresepkannya
kepada pasien. Anda juga harus menanyakan apa ada efek sampingnya? Bila ada,
apa saja? Seberapa berbahaya bagi si anak? Lalu tanyakan juga langkah apa yang
harus diambil apabila terjadi efek samping?
4.
Tanyakan
juga seputar label yang ada pada obat, karena bisa jadi Anda nanti akan menemui
kebingungan pada saat sudah menerima obat. Misalnya, tanyakan apakah arti 3 x
sehari itu harus diberikan setiap 8 jam sekali atau hanya di waktu si anak
terbangun? Anda harus tahu, bahwa kesalahan cara minum obat ini akan sangat
berpengaruh terhadap efektivitas kerja obat tersebut.
5.
Jangan
lupa untuk menanyakan tentang makanan atau minuman dan kegiatan apa yang
sebaiknya dihindari selama masa penyembuhan? Hal ini perlu agar pengobatan
tidak menjadi sia-sia.
6.
Ada
baiknya ditanyakan juga kapan kondisi anak diperkirakan membaik. Ini juga
penting, agar Anda dapat melakukan tindakan lebih lanjut apabila kesembuhan
anak jauh dari perkiraan dokter.
7.
Setiap
kali mengambil obat dari apotek, segera periksa dengan teliti, pastikan bahwa
obat yang Anda ambil betul-betul untuk anak Anda.
Cara-cara tersebut di atas memang
tidak mudah diterapkan, tetapi jika Anda mau bertanya dengan baik,bijak, dan tidak dengan nada sok
tahu, apalagi bersikap menyerang, mudah-mudahan dokter tidak enggan untuk
berdiskusi panjang lebar tentang kesehatan anak Anda.
Komentar
Posting Komentar