Perjuangan Sendy Hadiat Berdamai dengan Bipolar



Berbicara tentang “Bipolar”, ingatan saya langsung tertuju pada salah seorang artis muda Indonesia, Marshanda. Beberapa waktu yang lalu, artis cantik yang biasa disapa Caca ini sempat membuat publik gempar dengan gangguan kejiwaan yang dideritanya itu. Ya. Marshanda memang mengidap gangguan Bipolar.
Bipolar adalah kondisi seseorang yang mengalami perubahan suasana hati secara fluktuatif dan drastis. Pengidapnya biasa disebut sebagai ODB (orang dengan Bipolar), bisa tiba-tiba menjadi sangat bahagia dari yang sebelumnya sangat murung.
Ada dua episode dalam fase gangguan bipolar ini, yaitu episode mania atau fase naik, di mana penderita bisa tiba-tiba terlihat sangat bersemangat, energik, dan bicara cepat, serta episode depresi atau fase turun, di mana penderita akan terlihat sedih, lesu dan hilang minat terhadap aktivitas sehari-hari.

Apa penyebab Bipolar?
Sampai kini, para ahli belum mengetahui secara pasti apa yang menjadi penyebab terjadinya gangguan bipolar. Namun, dari beberapa data, didapat bahwa penyebab Bipolar ini antara lain adalah:
1.      Faktor biologis, yaitu gangguan perubahan suasana hati yang disebabkan oleh kelainan zat kimiawi di sel syaraf otak. Ada masalah hormon di dalam otak.
2.      Faktor genetik, yaitu gangguan perubahan suasana hati yang bersumber dari pengaruh gen orang tua. Jika ada salah satu orang tua tang menderita bipolar, kemungkinannya 15-30% anaknya akan terkena juga. Apalagi jika yang menderita bipolar adalah kedua orang tua, maka kemungkinan besar 50-70% anaknya akan terkena.
3.      Faktor Psikososial, yaitu gangguan perubahan suasana hati, di mana sumbernya terletak pada peristiwa dalam kehidupan penderita yang penuh dengan tekanan, sehingga sampai menyebabkan perubahan sinyal dalam syaraf. Informasi yang dialami akan di recall (dipanggil) pada suatu kejadian yang membangkitkan memori.


Cerita ini adalah tentang Sendy Hadiat.
Sendy Hadiat adalah salah seorang penderita Bipolar disorder. Wanita bernama asli Sendy Winduvitri ini dinyatakan positif menderita gangguan bipolar pada tahun 2012. Saat itu, Sendy harus tinggal seorang diri di Indonesia, sementara keluarga besarnya menetap di Amerika.
Baik Sendy maupun keluarganya, tidak paham dengan Bipolar. Kondisi ini membuat Sendy harus survive seorang diri saja selama tiga tahun tanpa ada perubahan berarti. Ditambah dengan permasalahan pelik yang harus dia hadapi, terutama tekanan dari mantan istri suaminya, membuatnya menjadi bom waktu yang siap meledak.
Sampai kemudian, wanita 33 tahun ini mencari tahu sendiri tentang Bipolar di sebuah buku, dan menemukan alamat seorang psikiater yang ada di Yogyakarta. Sendy pun mencari dan mendatanginya untuk menjadi pasiennya.
Sendy beruntung karena memiliki suami yang mau menjadi caregiver-nya. Suaminya tak pernah berhenti untuk terus menyemangatinya dan memberinya kekuatan agar terbebas dari gangguan bipolarnya itu. Dia juga menjadi perantara pada keluarga Sendy yang dengan sabar menjelaskan kondisi istrinya itu, sampai akhirnya keluarga itu memahami Sendy dengan bipolar yang diidapnya.
**

Saat ini Sendy masih terus menjalani pengobatan, meskipun dengan dosis yang lebih rendah. Sendy pun menemukan terapi yang tepat untuk mengatasi bipolarnya.
Beberapa waktu yang lalu, Sendy mengikuti kelas private writing coaching yang diselenggarakan oleh Indscript creative dengan mentor Indari Mastuti dan Chika Ananda. Sendy membagi semua pengalamannya selama berjuang mengatasi bipolarnya, sehingga terciptalah buku “Menemukan-Mu dan Menemukannya” hanya dalam waktu dua hari saja.


Hal ini membuktikan bahwa menulis itu bisa menjadi healing.
Sendy pun menemukan dirinya telah merasa “Bahagia”. Dia merasakan kelegaan yang luar biasa. Baginya, bahagia adalah bisa menjadi orang, perempuan, wanita, istri, serta ibu yang berarti untuk keluarganya. Sendy merasakan bahagia setelah menyadari sepenuhnya bahwa dirinya telah memiliki keluarga yang utuh, di mana suami telah menjalankan fitrah dan kodratnya dengan baik, dirinya pun telah berusaha menjadi istri, ibu, sekaligus perempuan yang terus beljar menjadi wanita sesuai dengan fitrah dan kodratnya.
Sendy telah mampu mengontrol suasana hatinya dengan baik. Dia merasa bisa hidup apa adanya. Saat ingin menangis, ya menangis, saat ingin marah ya marah, dan Sendy telah mampu bicara apa adanya tanpa ada rasa ketakutan kehilangan maupun ditinggalkan karena dirinya menyadari sepenuhnya bahwa hidupnya ini adalah milik Allah.
Sendy sepenuhnya menerima dirinya sebagai seorang Bipolar disorder. Bipolar memang bukanlah sebuah pilihan, tetapi bipolarnya ini adalah karunia dari Allah untuk menjadikannya hambanya yang lebih baik.
Sendy sepenuhnya sadar bahwa hanya Allah-lah yang tidak akan pernah meninggalkannya.

Dengan menuliskan pengalaman hidupnya, Sendy berusaha menginspirasi dunia, bahwa keluarga adalah akar dari semua kehidupan kita. Keluarga adalah sahabat pertama. Kesehatan itu mahal, dan persahabatan tidak melulu didapat dari orang lain di luar lingkaran keluarga.
Melalui bukunya, Sendy berusaha membuka mata hati manusia agar menepiskan segala keraguan, ketakutan dan rasa malu untuk  perduli dengan kondisi psikologis, mental, serta kejiwaan. Karena sejatinya, tidak ada yang memalukan akan lemahnya kejiwaan.
Melalui tulisan-tulisannya, Sendy berusaha menyadarkan, bahwa sejatinya tidak ada rencana yang mengalahkan ketetapan dan ketentuan Allah.

Untuk mengetahui lebih jelas tentang apa itu Bipolar, Sendy mengajak sahabat-sahabat perempuan semua untuk bergabung di grup media sosial https://www.facebook.com.groups/1540273756058696/?ref=br_rs
Saat ini buku Menemukan-Mu dan Menemukannya sudah bisa di PO dengan harga khusus, yaitu seharga Rp79.00,- saja dari harga normalnya Rp 100.000,- sampai tanggal 7 Desember 2017.
Oya, untuk setiap pembelian per bukunya, akan disumbangkan Rp 2000,- kepada perempuan-perempuan yang tercekik utang riba.
Semoga niat baik ini diijabah oleh Allah. Aamiin aamiin ya rabal alamiin.














Komentar

  1. Usaha yang kuat akan menampakan hsl. Spt perjuangan Sendy.

    BalasHapus
  2. Kemauan dan keluarga adalah suport terbesar

    BalasHapus
  3. sangat menginspirasi Sendy Hadiat ini.

    BalasHapus
  4. Motivasi dan cinta keluarga membuat bipolar sirna

    BalasHapus
  5. Amin,semoga bukunya laku keras, manfaat dan menginspirasi. Oh ya, soal penyebab bipolar saya baru tahu sekarang loh, hem ... nice info Mbak Rara.

    BalasHapus
    Balasan
    1. saya dapat info ini dari grupnya mbak Sendy Hadiat, mbak.

      Hapus
  6. Menulis untuk menginspirasi sesama. Salut Sendy!

    BalasHapus
  7. Salut buat mbak Sendy. Smkga jadi inspirasi mereka yg masih bergumul dg depresi utk kembali bangkit.

    BalasHapus
  8. Kagum dan salut. Sikapnya yang pantang menyerah patut diteladani

    BalasHapus
  9. keren ya Mba, terus berjuang dan mengispirasi orang lain meski dirinya sendiri tengah diuji. Salut!

    BalasHapus
  10. Hebat ya..mengalami gangguan bipolar tapi masih bisa berkarya, menghasilkan sebuah buku..!!

    BalasHapus
  11. Benar. Menulis memang terapi ampuh Hehe

    BalasHapus
  12. Jadi lebih tahu tentang 3 kemungkinan penyebab bipolar. Sukses berkah buat Mbak Sendy :)

    BalasHapus
  13. Penderita bipolar memang butuh support dari keluarga. Semoga mba Sensy selalu sehat.

    BalasHapus
  14. Penderita bipolar memang butuh support dari keluarga. Semoga mba Sensy selalu sehat.

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cara Merawat Buku yang Rusak Akibat Terlalu Lama Disimpan

4 Alasan Kenapa Harus Melakukan Pre-Launching Produk

Review: Biolage Scalp Refresher, Serum Rambut dengan Sensasi Dingin Menyegarkan