LAGI-LAGI KARENA JOKOWI
Hari memang masih sangat pagi, namun aku sudah harus berada di bandara. Di sebuah ruang tunggu penumpang, seorang wanita cantik berkacamata datang menghampiri dengan senyum mengembang, “Mbak Rara, kan? Inget sama Desy (bukan nama sebenarnya) nggak, mbak?” “Inget dong,” ucapku sambil menyambut uluran tangannya. Seperti kebanyakan perempuan lain kalau lama nggak saling ketemu, kami pun berpelukan dan disambung dengan cipika cipiki. “Masih tinggal di Jakarta, Mbak?” tanyanya. “Enggak. Aku di Palembang sekarang,” jawabku singkat. “Wah, gue mau ada acara kantor nih, di sana. Ntar temenin cari oleh-oleh ya, Mbak,” pintanya. “Oke,” jawabku. “Kalau kamu stay di mana nih, sekarang?” lanjutku bertanya. “Masih di Jakarta, Mbak. Kerjaan di Jakarta, dapet suami orang Jakarta. Ya udin deh, jadi warga Jakarta gue,” jawabnya. Tak lama kemudian, kami pun saling bertukar nomer kontak. Desy adalah teman satu kos sewaktu aku dulu masih tinggal di daerah Benhil