KADUNG SELINGKUH




Selingkuh adalah salah satu bentuk pengingkaran. Tidak ada seorang pun yang suka diingkari. Pun juga dengan mengingkari. Mengingkari itu juga sakit. Tapi memang ya ada saja beberapa orang yang suka menyakiti dirinya sendiri. Hiks.
Dari dulu, kata "selingkuh" ini telah menjadi momok mengerikan bagi setiap pasang manusia yang sedang mengarungi bahtera rumah tangga. Hal ini membuat banyak pasangan jadi lebih waspada. Dengan sekuat hati, mereka jadi saling menjaga diri dan pasangan agar tidak terjebak pada perselingkuhan ini.
Tapi, bagaimana dengan yang terlanjur jatuh dalam jurang perselingkuhan?
***
Apapun bentuknya (selingkuh hati atau selingkuh fisik), di mana melakukannya (selingkuh di dunia nyata maupun selingkuh di dunia maya), bagaimana pun endingnya (balik lagi sama pasangan, cerai, atau malah balik enggak cerai juga enggak), yang namanya berSELINGKUH itu KELIRU.
Akan tetapi, yang namanya "selingkuh" ini juga bagian dari TAKDIR. Sekuat apa pun kita menolak, yang ditakdirkan menghampiri kehidupan kita tetap akan datang juga.
Meskipun kita kerap meyakinkan diri bahwa kita ini orang baik, rumah tangga kita juga bakal baik-baik saja hingga akhir, godaan selingkuh tetap mengintai dan bisa datang tanpa pernah kita duga.
Bahkan, untuk menemukan jodoh yang sesungguhnya pun kadangkala harus melukai hati yang lain dulu. Pedih, ya.
Kalau sudah begini, susah juga saya mau berpendapat. Lha piye, namanya takdir.
Yang bisa diminimalisir mungkin adalah bagaimana caranya untuk tidak menambah luka di hati yang lain itu.
***
Jadi begini, saat perselingkuhan datang menghampiri kehidupanmu (yang sedang saya bahas ini adalah jika kamunya atau katakanlah kitanya yang selingkuh) itu ibarat bahtera rumah tanggamu sedang mengalami kebocoran akibat ulahmu sendiri.
Ini sangat tergantung di kamunya, apakah akan menutupi kebocoran itu (menghentikan segera masuknya orang ketiga yang sempat singgah di hatimu) ataukah membiarkan kebocoran itu semakin membesar.
Lumrahnya orang yang sedang melaut sih, ya segera menutup lubang penyebab kebocoran itu. Mean, sesegera mungkin menghentikan perselingkuhan yang kamu lakukan.
Ketika lubang sudah kamu tutup, apakah penghuni bahtera yang lain (pasanganmu dan anak-anakmu) perlu mengetahui adanya kebocoran itu?
Hanya kamu yang paling tahu karakter mereka. Apakah mereka orang yang pemaaf, bisa menerima dan memberi kesempatan padamu untuk memperbaiki diri? Ataukah mereka seorang temperamen yang tidak akan pernah bisa menerima kesalahanmu. Kamulah yang paling tahu. Pertimbangkan baik-baik.
Jika pasanganmu belum tahu, memang ada baiknya untuk tidak memberitahunya. Duuuh...siap-siap ditimpukin emak-enak saleha, nih ðŸ˜„😄😄
Etapi... sebelum pada nimpukin saya, please...baca dulu sampe selesai ya, Bu...Pak...
Biasanya nih ibu-ibu kalau sudah mencurigai ada sesuatu yang nggak beres dengan suaminya, akan mencecarnya habis-habisan sampai suaminya itu mengaku. Kalau akhirnya suaminya ngaku, ternyata urusan nggak selesai sampai di situ saja, dia masih akan terus mencecar. "Kenapa kamu sampai selingkuh? Apa yang membuatmu tertarik padanya?...bla..bla..bla..." Dan interogasi pun akan semakin mendalam dan melebar.
Yakinlah, ibu-ibu bukannya merasa lega, justru akan semakin terpuruk. Karena efek samping dari segala kemarahan wanita itu adalah kesedihan. Kalau sudah terpuruk begitu, biasanya jadi paranoid. Nggak di kantor, nggak di jalan, suaminya bakal diteror melulu. Sekalipun si Bapak udah bertobat dan berjanji nggak bakal mengulangi kesalahan yang sama, istri yang paranoid bakalan menguntit terus. Nggak enak kan, Pak diteror istri melulu?
Demikian juga sama nggak enaknya kalau wanita yang selingkuh. Lebih nggak enak lagi malah. Karena hampir rerata lelaki nggak bisa menerima diselingkuhi wanitanya. Apa pun alasannya. Itu karena demikian besarnya ego seorang lelaki, bahkan bisa dibilang ego lelaki itu adalah harta paling berharga yang dimilikinya.
Lelaki cenderung lebih memilih melepas wanita yang sudah tidak setia lagi kepadanya.
Sekali pun kalian mengemis maaf padanya, kecil kemungkinan lelaki akan memaafkan perselingkuhan yang telah dilakukan wanitanya. Nggak enak banget, kan?
Sangat jarang ada lelaki yang mau menarik istrinya kembali dalam pelukannya, lalu melakukan introspeksi diri bersama, dan tetap menjadi penyejuk manakala tulang rusuknya itu lengah.
Jadi ketika si dia belum tahu, ada baiknya tidak usah diberi tahu.
Begini lho Bu, Pak... Kalau kamu berselingkuh, dosanya kan kamu yang nanggung, maka tanggunglah sampai di akhirat kelak. Segigih apa pun pasangan kamu menginterogasi, tidak usah ditanggapi, tetapi SEGERA PERBAIKI DIRI saja. (Masih mau nimpuk saya?😄😄😄)
Nah, kalau "diam" ini adalah langkah yang kamu pilih, kamu harus bisa menjaga tempat kebocoran yang sudah kamu tutup itu agar tidak bocor lagi.
Taubat, mohon ampunan-Nya, lalu tutup lubang-lubang di hatimu yang bisa membuka peluang masuknya kembali perselingkuhan.
.
.
Bu, Pak... biasanya sih pasangan kita, orang yang tahu luar dalemnya kita itu akan sangat peka perasaannya.
Biasanya juga, mereka akan segera merasa manakala pasangannya berselingkuh. Setidaknya mencium bau busuknya.
Mencium bau busuk itu aja rasanya udah nggak karuan nggak enaknya. Kalau kamu berterus-terang tentang perselingkuhanmu, itu sama saja dengan menyiramkan sampah busuk yang tadi diendusnya itu ke wajahnya. Dia pasti mual, muntah, dan sakit pastinya. Kamu tega?
Kalau kamu nggak tega, keukeuh-lah menolak untuk mengaku. Toh, demi kebaikan kalian juga. Yang penting kamunya benar-benar sudah bertaubat, ya. Janji buat nggak ngulangin lagi.
Namun banyak juga yang berpendapat seperti ini, "Lebih baik pasangan kita tahu dari mulut kita sendiri daripada nanti mengetahuinya dari orang lain."
Barangkali Ibu dan Bapak sekalian punya pemikiran seperti ini.
Jika ini yang kamu pilih, lakukan dengan perlahan-lahan, karena ini rasanya bakal seperti kalau kamu menampar pasanganmu saat dirinya sedang terlelap. Pastinya kaget dan sakit. Mungkin pikirmu, toh nanti kaget dan sakitnya lama-lama bakal ilang juga. Ya iya, sih. Tapi bagaimana kalau dia jadi nggak pernah lelap lagi tidurnya? Selalu merasa khawatir kalau-kalau kamu nanti akan menamparnya lagi saat sedang lelap. Ini tak ubahnya dengan membuat pasanganmu menjadi paranoid. Kasihan, kan? Kamu sendiri juga jadi serba salah melulu. Ya iya sih, kamu emang salah.
Lalu bagaimana jika pasanganmu mengetahuinya sendiri?
Tidak ada jalan lain selain mengaku.
Akui kesalahanmu. Nggak perlu marah karena pasanganmu mengetahui perselingkuhanmu, lalu malah menyalahkannya, menuduhnya kalau perselingkuhan yang kamu lakukan terjadi karena pasanganmu kurang perhatian lah, kurang kasih nafkah lah, dsb. Di mana-mana, yang namanya orang salah itu nggak berhak untuk marah.
Please, diselingkuhin itu sakitnya udah luar biasa, jangan ditambah sakit dengan menyalah-nyalahkan pasanganmu, padahal jelas-jelas kamu yang jauh lebih salah dengan mengkhianatinya.
Katakan kamu sudah bertaubat dan berjanji untuk tidak mengulanginya lagi. Tutup semua akses pada orang ketiga yang sempat mampir di hatimu itu. Klise, ya?
Ya memang.
Bagaimana pun juga, kalau perselingkuhan menimpamu, terimalah apa pun yang menjadi risikonya.
Kamu yang berbuat, kamu sendiri yang harus menerima akibatnya. Meskipun mungkin pasanganmu memaafkan dan menerimamu kembali, jangan heran kalau dia jadi tidak bisa mempercayaimu seratus persen lagi. Kamu harus membangun kepercayaannya dari awal lagi.
Nggak enak, kan?
Tapi percayalah, kesabaran dan perbaikan dirimu, lama-lama bisa membasuh luka di hatinya, kok.
Percayalah, nggak akan pernah ada perselingkuhan yang enak. Yang berakhir dengan dibangunnya bahtera baru pun nggak enak, kok. Senyaman apa pun bahtera baru yang dibangun, tetap akan ada yang mengganjal, karena dibangun di atas luka hati manusia lain.
Pesan penulis,
Jangan pernah merasa jumawa dengan kesetiaanmu terhadap pasangan.
Jangan pernah membanggakan keimananmu, seolah tak kan ada yang bisa meruntuhkan.
Karena perselingkuhan itu ibarat ujian hidup. Bisa diberikan oleh Sang Penguasa Hidup kapan saja Dia berkehendak, dan tidak pandang bulu hendak diberikan kepada siapa.
Bahkan seorang ulama atau orang yang sering jadi panutan umat pun ada yang terjebak pada pusara perselingkuhan ini.
Satu hal lagi, jangan pernah menghina dan mencaci mereka yang kadung jatuh di limbah perselingkuhan. Kamu tidak akan pernah tahu, bilamana dia bertaubat kelak, bisa jadi pertaubatan yang dilakukannya itu bisa mengantarkannya ke pintu surga, sedangkan cacianmu kepadanya, justru menjauhkanmu dari pintu firdaus.
Tidak ada manusia yang sempurna, karena kesempurnaan hanya milik Allah.
Lalu, bagaimana kalau kita yang diselingkuhi?
Atau bagaimana kalau kita yang jadi selingkuhan?
Next, kita bahas lagi di lain kesempatan, ya.
#Selingkuh
#MenulisUntukMencerahkan
#MenulisUntukMenasihatiDiri

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cara Merawat Buku yang Rusak Akibat Terlalu Lama Disimpan

4 Alasan Kenapa Harus Melakukan Pre-Launching Produk

Review: Biolage Scalp Refresher, Serum Rambut dengan Sensasi Dingin Menyegarkan