Smart Muslimah
Part 1

“Tuntutlah ilmu sampai ke negeri cina.”

Ini menunjukkan bahwa menuntut ilmu itu adalah salah satu kewajiban kita sebagai manusia yang dikaruniai akal dan pikiran. Meskipun tidak harus benar-benar belajar sampai ke negeri tirai bambu, kita wajib menuntut ilmu, sejak dari buaian bunda, hingga kelak jasad dimasukkan ke liang lahat.

Menuntut ilmu, tidak harus selalu melalui jenjang pendidikan formal, karena ilmu bisa diraih di mana dan dari mana saja. Apalagi sekarang, dimana kemajuan teknologi begitu pesat,  membuat ilmu jenis apapun menjadi lebih mudah dicari maupun disampaikan.
Sebagai seorang wanita, apalagi yang berstatus sebagai seorang ibu, orang yang akan menjadi madrasah pertama bagi anak-anaknya, memiliki ilmu menjadi sebuah kewajiban. Apalagi kehidupan akan selalu berkembang, wawasan seorang ibu pun haruslah bertambah luas.

Namun, dalam menuntut ilmu, seyogyanya diimbangi dengan iman yang kuat, karena iman yang kuat akan memfilter ilmu yang kita serap. Bayangkan, apa yang akan terjadi bila ilmu tidak diimbangi dengan iman?

Tanpa iman, orang cenderung akan menyalahgunakan ilmu yang dia dapat, misalnya untuk membodohi orang, mengadu domba, memutarbalikkan fakta, dan perbuatan lain yang akan merugikan orang lain. Namun, orang yang beriman tapi tak berilmu juga akan mengalami kesulitan, misalnya mengalami kesalahan-kesalahan dalam beribadah, baik kesalahan kecil maupun yang bersifat fatal.

Demikian pentingnya menjadi wanita yang berilmu, maka ada baiknya agar kita mau belajar dari mana saja dan dari siapa saja. Maksudnya, yaitu dengan menjadikan siapa saja yang kita temui dalam kehidupan kita ini sebagai “guru”, dan sebagai pelajaran, serta pengalaman yang berharga.

Meskipun ada internet yang biasa disebut orang sebagai “mbah google” yang bisa menjawab berbagai pertanyaan, tetapi bertanya kepada orang yang telah berpengalaman jauh lebih baik. Karena google itu hanya mesin, hanyalah sebuah sarana yang memberikan kemudahan. Sedangkan  pengalaman manusia memiliki “rasa” yang tidak akan pernah bisa diberikan oleh mesin pencari.

Belajar pada siapapun, selama itu berada pada koridor kebaikan, tak masalah. Belajar ilmu apapun, tidak akan pernah ada ruginya. Paculah diri untuk terus semangat menimba ilmu. Dan jangan pelit dengan ilmu. Kalau kita telah memiliki ilmu, gunakanlah ilmu itu sebaik mungkin untuk menginspirasi orang lain. Ilmu yang bermanfaat adalah bekal seseorang yang bisa dibawa mati.

“Jika mati salah seorang di antaramu, terputuslah segala amal perbuatannya, kecuali tiga perkara, yaitu amal jariyah, olmu yang bermanfaat, dan doa anak yang saleh.” (HR. Muslim)
**


Karena keterbatasan, baik itu karena keterbatasan akses, kondisi sosial, maupun kondisi finansial, banyak wanita yang tidak bisa menuntut ilmu melalui bangku pendidikan formal hingga ke jenjang yang tinggi. Namun sebenarnya itu bukanlah sebuah penghalang untuk kemudian dijadikan alasan tak mau menuntut ilmu. Sungguh merugi bagi mereka yang enggan belajar. Padahal dengan mempelajari banyak hal, otak kita jadi lebih terlatih untuk berpikir cerdas.

Dengan berbagai kemudahan di era digital ini, rasanya tak ada lagi celah alasan untuk tidak belajar. Bagi seorang muslimah, semua bentuk pembelajaran itu ada nilai ibadahnya. Yang namanya ibadah, tentulah berpahala. Ini adalah janji  Allah.

“Barang siapa menempuh jalan dalam rangka menuntut ilmu, maka Allah akan memudahkan baginya untuk meraih jalan ke surga.” (HR. Tirmidzi)

Masih enggan untuk menuntut ilmu?

Sebaiknya jangan.

Sadarilah bahwa ilmu adalah kunci untuk mendapatkan kebahagiaan, baik di dunia mauoun di akhirat kelak. Hanya orang yang berilmu saja yang akan berhasil dalam mengarungi kehidupan ini. Karena orang yang berilmu pasti akan paham, apa saja yang harus dia lakukan dalam hidup ini, terutama bagaimana harus memecahkan masalah-masalah yang terjadi.

Seorang wanita, apalagi jika sudah berstatus sebagai seorang istri, pasti akan menemui banyak problematika hidup yang datang silih berganti seperti tiada habisnya. Tentu saja, untuk memecahkan berbagai problem tersebut diperlukan pola pikir yang bijak dan wawasan yang luas agar tercipta sebuah solusi yang harmonis.

Bayangkan kalau kita sebagai istri, sangat sempit wawasannya karena enggan menuntut ilmu?

Pastilah akan menjadi orang yang nggak mudah menangkap persoalan, sehingga lambat dalam menemukan solusi yang dibutuhkan. Hal seperti ini bisa mengganggu kelancaran komunikasi antara suami dan istri, lho. Komunikasi yang terhambat, tentu saja akan menggaggu keharmonisan.

Selain itu, wanita yang sempit wawasannya karena enggan menambah ilmu, berpotensi untuk disepelekan oleh orang lain. Hal tersebut bisa membuatnya menjadi minder. Kalau dibiarkan saja, rasa minder tersebut lama kelamaan akan membuat diri menjadi merasa terkucilkan, padahal diri sendirilah yang mengucilkan diri. Sungguh sangat disayangkan bila hal itu sampai terjadi.

Jadi, duhai sahabat wanitaku, sesibuk apapun dirimu, sempatkanlah untuk meng-up-grade ilmu. Banyak baca buku, baca berita, nonton tayangan edukasi, ikut kursus-kursus keterampilan, dan lain sebagainya. Terpenting, belajarlah dari pengalaman berharga, baik pengalaman orang lain maupun pengalaman diri sendiri.

(bersambung)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cara Merawat Buku yang Rusak Akibat Terlalu Lama Disimpan

4 Alasan Kenapa Harus Melakukan Pre-Launching Produk

Review: Biolage Scalp Refresher, Serum Rambut dengan Sensasi Dingin Menyegarkan