Postingan

Rotasi Rezeki dan Hawa Nafsu Manusia

Gambar
 Pixabay   Rotasi Rezeki dan Hawa Nafsu Manusia Allah telah menjamin rezeki bagi setiap umatnya. Semua kebagian. Enggak seperti bantuan pemerintah yang masih kerap salah sasaran. Rezeki dari Allah enggak pernah nyasar. Tak ada satu pun yang luput dari pemberian-Nya. Ibarat kata, kita enggak usah kerja pun, kebutuhan-kebutuhan kita udah dijamin. Misalnya pas kita sakit sampai enggak bisa pergi kerja, kita tetep dapet rezeki. Misalnya, dari orang-orang yang merasa iba atau orang yang datang membezuk. Kalau sudah terjamin begitu, lantas, buat apa berpayah-payah kerja? Toh, rezeki sudah diatur dan kita pasti dapet, kan? Sedangkan Kucing saja mesti mengeong ke orang dulu biar dikasih makan. Apalagi kita yang katanya makhluk berakal ini. Mesti usaha dulu kalau mau hidup. Itu namanya ikhtiar. Ber-USAHA.  Allah menyampaikan rezeki kepada makhluk ciptaan-Nya memang ya melalui perantara. Enggak langsung mak "cring" kayak sulap. Contohnya ya si kucing tadi. Dia dapet makan dari tangan m
Gambar
Bersuami tapi Rasa Menjanda "Kalau suami tidak memberi nafkah, istri berhak untuk tidak menaatinya." Ibu itu mengirimiku link youtube kajian seorang ustad. Lalu kubuka link-nya, di sana, dijelaskan bahwa secara syariat, memang demikian adanya. Tapi juga bukan berarti pembenaran untuk melakukan perlawanan. "Saya bukan istri nyebelin, mbak. Tapi saya sebal karena selalu dianggap salah." Ibu itu mengajak saya membahas tulisan saya yang saya beri tajuk "Jangan jadi Istri Nyebelin". Kemudian mengalirlah cerita tentang apa yang menimpa rumahtangganya. Tentang bagaimana sang suami memaksanya untuk turut bekerja mencari nafkah, karena "katanya" penghasilan suami hanya cukup untuk membayar utang. Padahal selain gaji, si suami memiliki pendapatan lain. Si ibu pun berwirausaha untuk bisa mencukupi kebutuhan rumahtangga. Selain bekerja, pekerjaan-pekerjaan rumahtangga tetap harus dia kerjakan sendiri, sementara sang suami tak pernah membantunya sa

Kenapa Laki-laki Susah Sekali Mengakui Kesalahan

Gambar
Kenapa Laki-laki Susah Sekali Mengakui Kesalahan? Bagi laki-laki, mengakui kesalahan itu tak ubahnya seperti manusia lemah. Ketika hal itu dilakukan, ia akan merada menjadi orang yang kalah. Kalaupun akhirnya ia bersedia melakukannya, biasanya disertai dengan embel-embel, "tapi ...". Kenapa? Karena di dalam lubuk hatinya, ia tak ingin dikalahkan. Inilah yang membuat laki-laki begitu sulit menundukkan egonya. Tapi sayangnya, pernikahan bukanlah kompetisi. Di mana akan ada yang menang dan ada yang kalah. Pernikahan juga bukan sebuah persidangan. Di mana yang salah harus dihukum. Pernikahan adalahsebuah komitmen, dalam sebuah perjalanan panjang mengarungi bahtera kehidupan. Di dalamnya, kata " maaf" adalah sebuah bahasa cinta. Maka ketika harus disampaikan, sampaikanlah tanpa "tapi ...". Sampaikanlah tanpa harus mendetailkan siapa yang paling salah dan siapa yang paling benar. Pasanganmu bukan sainganmu. Dia  pendampingmu, yang akan bersama