TIPS MENAGIH UTANG
Kamu punya piutang yang susah sekali didapatkan kembali? Kalau
iya, kamu nggak sendiri, kok. Banyak
yang mengalami nasib yang sama denganmu. Mau minta uang yang menjadi hak kita
sendiri saja susahnya minta ampun.
Kesal?
Tentu saja. Kita yang memberikan utang tetapi malah jadi seperti kita yang mau
utang. Yang sering terjadi, yang ditagih malah lebih garang daripada yang
nagih.
Padahal
sebenarnya kalau kita menagih utang itu justru membantu si pengutang agar
terbebas dari dosa, lho. Bukankah utang itu akan selalu dibawa sampai mati?
Utang adalah
janji yang harus dipertanggungjawabkan sampai ke akhirat nanti. Maka dari itu,
jangan ada rasa sungkan saat kita akan menagih utang.
Berikut
ada beberapa tips atau langkah-langkah bagaimana cara menagih utang yang
sebaiknya ditempuh apabila seseorang berutang kepada kita, yaitu:
1.
TAGIH SECARA TIDAK LANGSUNG
Maksud
dari cara ini adalah dengan menagih melalui media penghubung komunikas, seperti
lewat sms, WA, BBM, dan lain sebagainya. Pengutang yang bertanggungjawab pasti
akan merespon. Meskipun mungkin dia belum bisa membayar utangmu, setidaknya dia
akan memberitahukan alasannya. Beri tangguhan waktu untuk orang seperti ini. Kalau
ternyata dia menyalahgunakan kepercayaan yang kita berikan kepadanya, lakukan
langkah kedua.
2.
BERIKAN SINDIRAN
Sindiran
bisa kamu sampaikan apabila berkali-kali pesanmu tidak diresponnya. Kamu bisa
menyindirnya melalui media sosial bila sindiran melalui media penghubung
pribadi diabaikan. Sebaiknya sih, secara tidak langsung, ya. Tidak usah
menandai namanya, nanti kamu malah diunfriend.
Sindiran
ini bisa berupa hadist-hadist ataupun kutipan-kutipan tentang resiko yang akan menimpa
orang yang dengan sengaja tidak mau menyelesaikan utangnya.
Salah satu
yang menjadi favorit saya adalah yang berbunyi seperti ini, “Orang Yang Dengan Sengaja Menunda Hak Orang
Lain, Maka Allah Pun Akan Menunda Kebahagiaan Orang Tersebut”.
Hal
ini betul sekali, seperti pada hukum sebab akibat. Sebab kamu menunda hak orang
lain untuk berbahagia, maka akan mengakibatkan kebahagianmu pun menjadi
tertunda.
3.
TAGIH SECARA LANGSUNG
Apabila
dengan sindiran tetap tidak mempan dan pesan-pesanmu juga tetap tidak direspon
sama sekali, sebaiknya datangi langsung saja orangnya. Tidak ada salahnya kamu
mengajak orang ketiga yang sekiranya dia segani. Hal ini untuk mencegah agar
tidak terjadi konflik, atau apabila konflik tak terelakkan, ada pihak ketiga
yang hadir sebagai penengah.
Sebaiknya
sih, sebisa mungkin setiap permasalahan yang timbul itu diselesaikan secara
kekeluargaan saja. Tak perlulah pakai acara menyewa jasa debt colector segala. Selain
harus keluar biaya ekstra, rasanya kok seperti nggak elegan banget, ya.
4.
TETAPLAH MENGINGATKAN
Yang
namanya karakter orang, terkadang memang nggak bisa dirubah. Ada lho, bahkan
banyak, yang ketika disinggung tentang kewajibannya membayar utang malah
marah-marah. Nggak banget, kan?
Nah,
marah-marahnya orang seperti ini sebenarnya karena dia merasa malu, makanya dia
menutupi rasa malunya itu dengan marah-marah dan mengintimadasi kita. Mengatai kita
ini ‘nggak perasaanlah’, ‘pelitlah’, apalah-apalah.
Sebaiknya
jangan mudah terpancing untuk ikut marah-marah juga, ya. Susah memang, tetapi
usahakan untuk ‘legowo’ saja. Nggak perlu ikutan emosi, tetaplah untuk selalu
mengingatkan kewajibannya itu meskipun nggak digubris. Jangan pernah bosen nagih
sambil selalu berikan senyum terbaikmu (susyah ya, yang ada mah senyum
palsu..he..he..) nggak apa-apa sih senyumnya senyum yang sedikit
dipaksakan..ho..ho.., yang penting tetaplah berbuat baik kepadanya biarpun dia
jadi judes sama kamu. Insyaallah, dengan sikapmu yang hangat itu, dia jadi
merasa nggak enak sendiri sama kamu. Bonusnya, duitmu bakal balik lagi ke kamu.
5.
LIBATKAN KELUARGANYA ATAU ORANG YANG
DIHORMATINYA.
Hal
ini sebenarnya adalah langkah yang kurang nyaman untuk ditempuh. Kesan yang
tampak, kita kok jadi seperti pengadu. Tapi kenapa tidak? Kalau segala cara
yang sebenarnya ‘nyaman’ bagi kedua belah pihak telah ditempuh tetapi tak jua
membuahkan hasil, kita butuh orang lain untuk menyadarkannya.
6.
IKHLASKAN
Menagih
utang kadangkala memang menjadi dilema. Maka lihat kembali kondisi si
pengutang. Kalau memang dia termasuk orang yang sangat miskin, bahkan untuk
bisa makan sehari-hari saja susah, maka ikhlaskanlah. Mungkin pada saat dia
pinjam uangmu itu niatnya memang mau minta sama kamu, tapi karena malu, jadi
dia bilangnya ‘pinjam’. Ya sudah, niatkan saja untuk sedekah karena Allah. Mungkin
ini cara Allah mengingatkanmu untuk berbagi.
7.
GUNAKAN ILMU LANGIT
Ada beberapa
orang yang mendadak jadi amnesia ketika ditanyai soal utangnya. Lebih parah
lagi, bahkan tanpa kabar berita apapun tiba-tiba saja menghilang entah kemana
bagai raib ditelan bumi. Sama sekali tidak bisa dihubungi dengan cara apapun. Kemungkinan
sih, memang sengaja tidak mau dihubungi untuk menghindar dari tagihan utang.
Khusus
menghadapi manusia bermuka tembok seperti ini, ada tips yang nampak tidak umum
dan memang sulit untuk dilakukan. Betul-betul dibutuhkan kelapangan hati ekstra
luas.
Begini,
daripada kita menumpuk dosa dengan membenci seseorang yang membuat kita kesal
teru-menerus, daripada timbul berbagai pikiran buruk yang bisa merusak hati
kita, lebih baik sih mengikhlaskan saja.
‘Aduuh,
endingnya kok klise banget, sih? Bagaimana mau mengikhlaskan kalau uang yang
dipinjam itu jumlahnya besar dan kita juga sangat butuh?”
Rerata
orang memang akan berkata demikian. Maka dari itu, saya katakan kalau ‘ilmu
langit’ jenis ini super sulit. Tapi ada tips yang dapat membantumu mempermudah
pelaksanaannya. Caranya, kita sedekah saja buat si pengutang agar utangnya ke
kita lunas. Sound like crazy, tapi bisa kok kita lakukan.
Begini,
misal orang itu utang sejuta rupiah sama kita. Sejuta tentu bukan jumlah yang
kecil untuk diikhlaskan begitu saja, ya? Tetapi, daripada kita nabung dosa,
mending nabung pahala lah, ya.
Sedekahin
saja sehari seribu rupiah khusus buat si pengutang itu agar utangnya ke kita
lunas. Nggak terasa, dua puluh satu bulan utangnya ke kita lunas. Rasanya akan
plong bin lega.
Mungkin
bagi beberapa orang, ide seperti ini tidak dapat diterima. it's ok. saya cuma sumbang saran, kok.
Satu hal lagi yang ingin saya sampaikan, ada baiknya untuk melakukan pencatatan dan menghadirkan pihak ketiga sebagai saksi ketika akan dilakukan akad utang piutang.
Semoga catatan panjang ini bermanfaat. Aamiin.
Penulis,
Rara
radyanti.
Hutang yang tidak lunas di dunia akan dibayar di akherat :D
BalasHapusSebelnya waktu mau berhutang kita dikejar2 kapan uangnya ada, kapan transfer, lagi butuh banget. Eh waktu sampai tempo buat bayar ngilang :D hape ga aktif. Orangnya ga kelihatan.
nah....yang seperti ini nih, mbak yang bikin tabungan kita tebel...tabungan dosa..hi..hi..
Hapuscara ngadepinnya ya, pakai ilmu langit.. susah, ya??
susah banget. mengikhlaskan itu susah. tapi dg mengikhlaskan setidaknya kita telah berusaha. daripada cuma pasrah..karena kalau hanya pasrah itu artinya kita nggak ada usaha.
semangat ya, mbak.
Hutang yang tidak lunas di dunia akan dibayar di akherat :D
BalasHapusSebelnya waktu mau berhutang kita dikejar2 kapan uangnya ada, kapan transfer, lagi butuh banget. Eh waktu sampai tempo buat bayar ngilang :D hape ga aktif. Orangnya ga kelihatan.
Adeuh emang nyebelin kalau ngutangin org, makanya saya bh milih kasi alau sedikit tapi ikhlas,hehe
BalasHapusIya. Bener banget itu, mb aprilia.
BalasHapus