Postingan

Menampilkan postingan dari Juni, 2021

Kiat Menjadi Wanita yang Mampu Mengendalikan Masa Depan Keuangannya

Gambar
Seperti apa sih, seseorang itu bisa dikatakan kuat ekonominya? Apakah yang punya banyak tabungan? Punya banyak aset investasi? Punya banyak sumber penghasilan? Kalau menurut saya sih, orang yang kuat ekonominya itu ya, orang yang benar- benar memahami dan mengamalkan prinsip-prinsip ekonomi di dalam kesehariannya. Mmm ... yang seperti apa, tuh? Masih menurut saya, nih, orang yang kuat ekonominya itu bisa dikenali, kok. Bukan yang mentereng penampilannya, bukan pula yang 'wah' pembawaannya, karena bisa jadi itu hanya penampakan yang dipaksakan saja. Biasanya nih, ada beberapa ciri yang bisa kita lihat dari orang yang kuat ekonominya, antara lain: - Hemat Bersikap hemat tidak sama dengan pelit. Orang yang gemar berhemat, biasanya akan menghindari pemborosan, yaitu dengan membeli barang berdasar apa yang benar-benar menjadi kebutuhannya saja. Orang yang hemat, biasanya berpenampilan sederhana. - Memahami Skala Prioritas Orang yang pandai berhemat, biasanya juga paham

Mari Jadikan POLRI Sahabat Masyarakat

Gambar
Mari Jadikan POLRI Sahabat Masyarakat “ Jangan nakal ya, Nak! Kalau nakal nanti Bunda laporin sama pak polisi, lho.”   Pernah mendengar seorang ibu berkata demikian terhadap anaknya? Atau malah kita sendiri yang pernah melontarkan ucapan seperti itu pada anak-anak kita? Kalau iya, berarti tanpa disadari, rasa takut pada sosok polisi telah dimulai sedari kecil, lho.   Mungkin bukan maksud si ibu membuat takut anaknya pada sosok polisi, tapi tanpa disadari, cara seperti itu justru membuat anak jadi tersugesti dengan pemikiran bahwa polisi itu menakutkan. Jadi nggak heran nih, kalau pemikiran tersebut melekat hingga si anak dewasa. Saya pun demikian, sampai sudah menjadi seorang ibu pun masih suka deg-geg-an kalau ketemu seseorang berseragam polisi, padahal tidak sedang  melakukan kesalahan apa pun. Dalam bayangan saya, polisi itu suka mencari-cari kesalahan seseorang. Waaah, kacau, ya? Itu baru saya, bagaimana dengan jutaan warga negara lainnya? Apakah mereka juga punya pe

Panduan Mencintai Diri Sendiri

Gambar
Dalam perjalanan hidupnya, setiap orang pasti pernah mengalami yang namanya “gagal”, baik disadari maupun tidak. Hanya saja, respon tiap orang berbeda-beda dalam menghadapinya. Ada yang mudah “move-on” ada pula yang sampai tidak pernah bisa memaafkan dirinya sendiri atas kegagalan tersebut, hingga sangat memengaruhi kehidupannya. Pun dalam perjalanan hidup saya, sudah berkali-kali saya mengalami yang namanya kegagalan, mulai dari hal sepele seperti gagal mengerjakan tugas, sampai gagal diterima di sekolah impian. Yang namanya kegagalan pastilah menimbulkan kekecewaan, bukan? Begitu juga dengan saya saat mengalami kegagalan. Kecewa sih sudah pasti, ya, tapi entah kenapa saya tuh orangnya cenderung cepet move on. Apa karena saya yang terlalu cuek, ya? He .. he ... Ternyata bukan karena “cuek”-nya, lho. Cuek hanyalah efeknya saja. Jadi begini ceritanya saya bisa sampai akhirnya menyadari kenapa kok saya orangnya cepat move-on sama rasa “kecewa” ini. Suatu hari, pernah ada teman yang berta

Sembuh, Aplikasi yang Mempertemukan Pasien, Fighter, Survivor, dan Dokter dalam Satu Grup Support Kesehatan

Gambar
Bagi orang yang sedang sakit, untuk mendapatkan kesembuhan terkadang harus melalui perjalanan yang penuh liku. Misalnya pada survivor cancer yang harus berulangkali melakukan kemoterapi, pada penyintas autoimun yang harus mengonsumsi obat-obatan dalam jangka waktu yang teramat panjang, dan pada para fighter yang harus terus berjuang melakukan pengobatan kesana kemari. Mau tak mau, kualitas hidup jadi menurun. Bahkan, beberapa aktivitas terpaksa harus dibatasi, atau malah ditiadakan apabila tak ingin penyakitnya terus menerus kambuh. Dengan semua kondisi tersebut, rasa lelah dan jenuh pasti akan menghampiri. Terkadang, di tengah rasa jenuh dan lelah yang berkepanjangan tersebut, kerap terlintas keinginan untuk sekadar mencurahkan isi hati. Tetapi sayangnya tidak semua orang bisa dan mau memahami rasa sakit yang dialami, bahkan mungkin beberapa diantaranya justru tak perduli, dan cenderung meremehkan, menganggap manja, sampai melabeli diri si sakit dengan sebutan “tukang ng