Ukiran Rasa
Ukiran Rasa
Sebuah review.
Judul buku : Ukiran Rasa
Penulis : Nurdianah Dixit
Jumlah halaman : 110 halaman
Cetakan : pertama
Buku ini berisi sembilan kisah dan dua puluh delapan puisi tentang berbagai "rasa" manusia. Sebuah buku yang mengharu biru perasaan pembacanya.
Kisah-kisah yang disuguhkan dalam buku ini sungguh menggambarkan bagaimana keajaiban tujuh puluh rasa itu. Bagaimana tidak, baru memasuki kisah pertama, perasaan pembaca langsung dibuat campur aduk. Mewek, semewek-meweknya.
Di dalam bab ini, dikisahkan seorang ibu yang kehilangan buah hatinya dengan cara yang tragis. Di mana si ibu masih memegang janji yang belum sempat ditunaikannya. Dan yang lebih menyedihkan lagi, ketika didapatinya sang suami yang diharapkan dapat menjadi penguat hatinya, ternyata justru lebih tak berdaya menghadapi kenyataan.
Kemudian ada lagi kisah cinta dan perjuangan dalam berumah tangga yang cukup mengaduk perasaan ketika memasuki bab ketiga di dalam buku ini. Judulnya adalah Lelaki di Ujung Senja.
Lelaki di Ujung Senja ini mengisahkan betapa fatalnya sebuah miss komunikasi di dalam kehidupan berumah tangga itu. Lelaki pada umumnya memang pendiam, sedangkan wanita memang diciptakan lebih ekspresif dibandingkan lelaki.
Dalam hubungan pertemanan saja bisa menimbulkan sebuah kesalahpahaman kalau sebuah komunikasi tidak dijaga dengan baik, apalagi di dalam rumah tangga. Kisah ini sungguh menyentak rasa, agar pembaca tersadar akan pentingnya sebuah komunikasi. Apalagi di jaman yang nyaris tak ada kesulitan dalam mendapatkan sarana berkomunikasi.
Gemas. Perasaan itu yang pertama kali terlontar dari mulut saya ketika menamatkan kisah Lelaki di Ujung Senja ini. Si Istri memang menyebalkan sekali dengan semua tingkahnya itu. Namun semua itu juga tak akan terjadi kalau saja si Suami bisa mengkomunikasikan semuanya dengan baik.
Kemudian ada lagi kisah tentang guru yang berhasil dirangkum dengan sangat apik oleh penulis. Andaikan saja semua guru membaca kisah ini.
Buku ukiran rasa ini sungguh tepat menggambarkan perasaan-perasaan yang terukir di dalam setiap sendi-sendi kehidupan manusia. Bagaimana rasa berTuhan hingga menemukan Tuhan dalam setiap diri.
Ukiran rasa, recoment banget untuk belajar menyelami rasa.
Kok bukunya bikin baper ya T_T.. Mbaknya mewek nggak bacanya?
BalasHapusMewek, mbak. Mewek semewek-meweknya. Tapi cuma pas di kisah yang pertama.
Hapus