Postingan

Panduan Mencintai Diri Sendiri

Gambar
Dalam perjalanan hidupnya, setiap orang pasti pernah mengalami yang namanya “gagal”, baik disadari maupun tidak. Hanya saja, respon tiap orang berbeda-beda dalam menghadapinya. Ada yang mudah “move-on” ada pula yang sampai tidak pernah bisa memaafkan dirinya sendiri atas kegagalan tersebut, hingga sangat memengaruhi kehidupannya. Pun dalam perjalanan hidup saya, sudah berkali-kali saya mengalami yang namanya kegagalan, mulai dari hal sepele seperti gagal mengerjakan tugas, sampai gagal diterima di sekolah impian. Yang namanya kegagalan pastilah menimbulkan kekecewaan, bukan? Begitu juga dengan saya saat mengalami kegagalan. Kecewa sih sudah pasti, ya, tapi entah kenapa saya tuh orangnya cenderung cepet move on. Apa karena saya yang terlalu cuek, ya? He .. he ... Ternyata bukan karena “cuek”-nya, lho. Cuek hanyalah efeknya saja. Jadi begini ceritanya saya bisa sampai akhirnya menyadari kenapa kok saya orangnya cepat move-on sama rasa “kecewa” ini. Suatu hari, pernah ada teman yang berta

Sembuh, Aplikasi yang Mempertemukan Pasien, Fighter, Survivor, dan Dokter dalam Satu Grup Support Kesehatan

Gambar
Bagi orang yang sedang sakit, untuk mendapatkan kesembuhan terkadang harus melalui perjalanan yang penuh liku. Misalnya pada survivor cancer yang harus berulangkali melakukan kemoterapi, pada penyintas autoimun yang harus mengonsumsi obat-obatan dalam jangka waktu yang teramat panjang, dan pada para fighter yang harus terus berjuang melakukan pengobatan kesana kemari. Mau tak mau, kualitas hidup jadi menurun. Bahkan, beberapa aktivitas terpaksa harus dibatasi, atau malah ditiadakan apabila tak ingin penyakitnya terus menerus kambuh. Dengan semua kondisi tersebut, rasa lelah dan jenuh pasti akan menghampiri. Terkadang, di tengah rasa jenuh dan lelah yang berkepanjangan tersebut, kerap terlintas keinginan untuk sekadar mencurahkan isi hati. Tetapi sayangnya tidak semua orang bisa dan mau memahami rasa sakit yang dialami, bahkan mungkin beberapa diantaranya justru tak perduli, dan cenderung meremehkan, menganggap manja, sampai melabeli diri si sakit dengan sebutan “tukang ng

Cusson Baby Powder, Mood Booster Keluargaku

Gambar
Sejak anak pertamasaya lahir, sekira sembilan belas tahun yang lalu, kami sudah mengenalkan Cusson Baby series padanya. Keharuman dan kelembutannya sudah membius seisi rumah, sehingga kami semua jatuh cinta dengan produk perawatan bayi ini. Sampai kelahiran adik-adiknya kemudian, kami masih setia menggunakan Cusson Baby Series. Bahkan sampai sekarang, lho, Bunda-bunda. Terutama produk Baby powder-nya, lembut banget di kulit, dan wanginya segeeer banget.  Dulu saya selalu menyediakan setidaknya dua botol setiap kali membeli bedak bayi ini. Satu yang berukuran 200 gram untuk diletakkan di kamar dan dipakai sehari-hari, sedangkan satu lagi yang kemasan kecil 100 gram untuk diletakkan di tas bepergiannya si kecil. Kalau sekarang, tiga botol sekali beli, karena ada tiga orang yang gemar memakai bedak bayi Cusson dengan varian keharuman favorit masing-masing. Sehabis mandi, saya dan putri-putri saya biasa mengaplikasikan beberapa tabur bedak bayi Cusson ke seluruh tubuh. Hanya be