Atur Dana Sosial Agar Dompet Tidak Mengalami Kebocoran
Atur
Dana Sosial Agar Dompet Tidak Mengalami Kebocoran
“When we are stronger,
we can help others to become more stronger than we are.”
Sepertinya,
kalimat di ataslah penyebab kita menjadi makhluk sosial ulung. Nggak salah
juga, sih. Secara kultur, kita orang Indonesia ini memiliki hubungan
kekerabatan yang cukup erat. Selain itu, Indonesia juga memiliki keragaman
budaya, suku bangsa dan agama. Semua itu sangat berpengaruh terhadap
pengelolaan keuangan seseorang, lho.
Misalnya
saja pada acara keluarga yang masih ada hubungannya dengan ritual tradisi,
seperti pernikahan, kelahiran, kematian, dan sebagainya. Coba dipikir, seberapa
sering kita harus menghadiri acara resepsi pernikahan, acara akikah, atau acara
khitanan? Seberapa sering kita harus menghadiri acara arisan keluarga ataupun
arisan bersama komunitas yang kita ikuti? Belum lagi kita juga harus menjenguk
karabat atau relasi yang sedang tertimpa musibah seperti sakit atau melayat
yang meninggal dunia. Mau tidak mau, kita jadi harus mengeluarkan dana untuk semua
itu. Maka dari itu, ada baiknya kalau kita juga merencanakan dengan baik untuk
menyiapkan pos tersendiri untuk memenuhi kebutuhan sosial ini. Nah, biar
perencanaan ini bisa berjalan dengan baik, ada beberapa tips yang bisa kita
intip. Yuuk,
1.
Untuk yang sudah memiliki pasangan,
hendaknya mendiskusikannya dengan terus terang.
Masalah keuangan adalah masalah yang sensitif,
sekalipun itu dengan pasangan hidup sendiri. Misalnya kita hendak menyumbang
uang dalam jumlah yang cukup besar pada saat ada anggota keluarga yang hendak
melangsungkan acara pernikahan anaknya. Hal ini perlu dibicarakan dari hati ke
hati dulu dengan pasangan. Jangan sampai dia merasa diperlakukan tidak adil dan
malah jadi memicu pertengkaran di antara kalian.
2.
Sisihkan sebagian pendapatanmu khusus untuk
dimasukkan ke dalam pos dana sosial dan belajar berkomitmen untuk itu.
Lakukan secara rutin setiap bulannya,
meskipun mungkin belum tentu akan digunakan. Bisa juga kita membuat rekening
khusus untuk itu, supaya lebih jelas pengelolaannya dan bisa dikontrol
pemakaiannya.
Akan tetapi, kita perlu memastikan bahwa
dana yang disimpan tersebut cukup mudah diakses. Karena, bagaimanapun juga,
seringkali kebutuhan dana untuk keperluan ini bersifat tidak pasti, bahkan
kadang-kadang mendadak.
Kalau menyimpannya dalam bentuk tabungan
biasa, apalagi yang ada ATM-nya membuat kita khawatir tak bisa menjaga
komitmen, kita bisa menyimpannya dalam bentuk reksadana pasar uang yang bisa
dicairkan dalam waktu satu minggu. Pilihan lainnya, kamu bisa menyimpannya
dalam bentuk logam mulia dengan pecahan-pecahan kecil, seperti logam mulia
dengan berat satu gram, misalnya.
Memberikan bantuan kepada
yang membutuhkan memang merupakan bagian dari peran kita sebagai makhluk
sosial. Suatu saat, mungkin kita sendiri yang mengalami kesulitan dan akan
membutuhkan bantuan orang lain, termasuk keluarga kita. Satu hal yang pasti,
kita akan bisa membantu orang lain, kalau kondisi keuangan kita dalam keadaan
yang sehat. Iya, kan? So, taka da salahnya untuk segera rencanakan dana sosial.
Okay!
Ini nih kelemahan saya mbak Rara, tidak pandai mengatur keuangan akibatnya sering bocor de itu dompet. Berarti saya harus lebih rajin mengikuti cara ibu Rima dalam Pot Bunga Mama, hehehe ...
BalasHapusSejatinya dana sosial itu bukan pemborosan ya, melainkan "tabungan" kebaikan kita yang nantinya akan kembali pada kita dalam bentuk kebaikan-kebaikan yang lain. Thank for sharing mba :)
BalasHapusPenting ya, menyisihkan pendapatan utk dana sosial
BalasHapusLogam mulia, waktu merantau rajin banget ngumpulin sedikit sedikit. Begitu balik ke Jawa belum ketemu tempat yg cocok utk beli emas hiks. Thank you sharingnya mbak Rara
BalasHapusRencanakan dana sosial, setuju banget. Apalagi kalau merantau begini..yang dipikirin bukan saja yang di sekitar tempat tinggal kini tapi juga yang di kampung halaman. Nice sharing Mbak..:)
BalasHapusBetul mbak, kalau uang harus dialokasikan. Selama.ada di dompet, pasti inginnya dibelanjakan terus.
BalasHapusDana sosial mau tak mau memang harus masuk anggaran rutin bagu keluarga saya. Karena kerabat banyak dan sangat erat, jadi kita nggak bisa menolah tradisi saling membantu yg sudah terlanjur kentak. Saya pribadi blm menyisihkan secara rutin. Tp biasanya begitu ada rezeki lebih lgs dipisahkan.
BalasHapusNice share mba Rara, ternyata memang dana sosial harus direncanakan ya. Makasih😍
BalasHapusSetiap item pengeluaran memsng kudu diatur dan direncanakan, termasuk dana sosial yv kadang tak tentu nominalnya. Harus pintar pintar ngatur za mba
BalasHapus